WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di Papua Barat kembali memanas. Penembakan terhadap Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua menjadi bukti nyata bahwa eskalasi konflik bersenjata belum mereda. Insiden itu terjadi di tengah upaya pencarian perwira polisi yang hilang misterius sejak akhir 2024.
Ketua Komnas HAM RI Perwakilan Papua, Frits Ramandey, mengungkapkan bahwa dirinya menjadi target penembakan yang diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) pimpinan Manuel Muuk.
Baca Juga:
Muncul Lagi! Dua Bibit Siklon Ditemukan di Dekat Papua, Ini Penjelasan BMKG
Penembakan tersebut terjadi saat ia ikut dalam misi pencarian mantan Kasat Reskrim Polres Bintuni, Iptu Tomi Marbun, di wilayah Sungai Rawara, Distrik Moskona, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, pada Minggu (27/4/2025).
Hal ini diungkapkan Frits dalam konferensi pers mengenai catatan kondisi HAM di Papua pada paruh pertama 2025, yang digelar di Kantor Komnas HAM Papua di Jayapura, Minggu (15/6/2025).
“Penembakan terhadap saya terjadi saat saya terlibat dalam pencarian Iptu Tomi Marbun. Pelakunya diduga kuat kelompok bersenjata pimpinan Manuel Muuk,” kata Frits.
Baca Juga:
TNI dan Polri Sigap Amankan Wamena Usai Serangan TPNPB, Begini Reaksi Sebby Sambom
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat kelompok Manuel Muuk membawa senjata api jenis AK buatan Cina, yang disebut-sebut berasal dari anggota Brimob Polda Papua Barat yang sebelumnya tewas dalam serangan di perusahaan kayu kawasan Teluk Bintuni.
“Senjata itu terverifikasi berasal dari anggota Brimob yang dibunuh. Kini digunakan oleh kelompok Manuel Muuk,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa KSB pimpinan Manuel Muuk beroperasi di bawah struktur kelompok yang lebih besar, yaitu komando Deni Moss.