Ia pun mempersilakan mereka untuk mencari kesempatan di koalisi Pilpres yang lain.
"Untuk kebaikan bersama. Biarlah teman-teman yang selama berada dan ikut di rezim ini, mendukung lanjutkan. Kami yang di luar mengusung perubahan. Biar nanti rakyat yang menentukan di pemilu siapa yang menang dan mendapat dukungan terbanyak," ujar Jansen.
Baca Juga:
Prabowo Tampil Berwibawa di Mata Dunia, Anies: Lawatan Internasional Sangat Produktif!
Yenny Wahid baru-baru ini menyatakan apabila dirinya diminta untuk menjadi cawapres di Pilpres 2024.
Sebagai seorang yang telah lama terlibat dalam arena politik, Yenny menyampaikan bahwa ia harus bersiap-siap jika diminta untuk menjabat dalam posisi publik.
Menurut pandangan Yenny, seorang politikus seharusnya memiliki keinginan untuk menjabat dalam posisi publik agar dapat merumuskan kebijakan yang berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat.
Baca Juga:
Dua Pekan Menjelang Pilkada Jakarta, Pasangan Calon Berebut Dukungan Jokowi-Anies
Yenny juga mengakui adanya hubungan istimewa antara dirinya dan Anies. Setelah putri Gus Dur ini menyelesaikan pendidikan di luar negeri, Anies yang saat itu menjabat sebagai rektor, mengundang Yenny untuk bergabung dalam staf pengajar di Universitas Paramadina.
Namun, di pihak lain, anggota dari Tim 8 dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Sudirman Said, mengklarifikasi bahwa nama Yenny Wahid tidak pernah diajukan oleh ketiga partai koalisi (NasDem, Demokrat, dan PKS) sebagai calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
Sudirman Said menegaskan bahwa dari banyak nama yang telah dikaji oleh ketiga partai tersebut, nama Yenny Wahid tidak pernah masuk dalam pertimbangan.