WahanaNews.co | Tanggal 1 Januari 1959 menjadi hari
bersejarah bagi Kuba dan akan merombak wajah negara tersebut hingga detik ini.
Setelah
menghadapi revolusi yang dipelopori oleh "Gerakan 26 Juli"-nya
Fidel Castro, diktator Kuba, Fulgencio Batista, melarikan diri dari negara pulau itu.
Baca Juga:
Duel Sengit di Misano: Marquez Kunci Kemenangan ke-11 Musim Ini
Ibu
Kota Kuba, Havana, gembira sekaligus masih kacau setelah Batista kabur,
sebagaimana dilansir dari History.
Di sisi
lain, Amerika Serikat (AS) berupaya merumuskan cara terbaik menangani Castro
dan gemuruh anti-Amerikanisme yang tidak menyenangkan di Kuba.
Batista
merupakan kroni Washington.
Baca Juga:
Futsal Indonesia Rebut Tiga Poin di CFA 2025, Tantangan Awal Terlewati
"Negeri
Paman Sam" telah lama mendukung mantan tentara tersebut sejak 1933 hingga 1944.
Washington
juga mendukung Batista merebut kekuasaan untuk kedua kalinya dalam kudeta tahun
1952.
Castro
memulai revolusi di Kuba dengan menyerang sebuah barak militer pada 1953.