Setelah
itu Batista semakin brutal menekan pemberontak hingga akhirnya
Castro melarikan diri dari Kuba.
Setelah
itu, Kuba semakin memanas ketika Castro kembali dari pelariannya ke Kuba pada
Desember 1956.
Baca Juga:
Duel Sengit di Misano: Marquez Kunci Kemenangan ke-11 Musim Ini
Castro
tidak sendiri, dia ditemani seorang dokter Argentina penganut
Marxisme-Leninisme bernama Ernesto "Che" Guevara dan beberapa orang
lain.
AS
curiga terhadap ideologi kiri Castro dan khawatir bahwa tujuan akhir Castro
mungkin menghancurkan investasi dan properti signifikan AS di Kuba.
Para
pejabat AS hampir seluruhnya sepakat menentang gerakan revolusioner Castro.
Baca Juga:
Futsal Indonesia Rebut Tiga Poin di CFA 2025, Tantangan Awal Terlewati
Kendati
demikian, dukungan rakyat Kuba untuk revolusi Castro tumbuh pada akhir 1950-an.
Sebagian
dari mereka terkesima oleh Castro dan retorika nasionalisnya.
Selain
itu, rakyat Kuba juga muak atas korupsi yang semakin merajalela, keserakahan,
kebrutalan, dan inefisiensi dalam pemerintahan Batista.