Kelompok-kelompok
komunis yang dipimpin oleh Juan Marinello menanggapi dengan menyerukan
pemogokan umum pada 9 April.
Namun
aksi tersebut gagal terwujud.
Baca Juga:
SAHATA Deklarasikan Kemenangan Pilkada Madina 2024 Berdasarkan Hitung Cepat
Menjelang
tanggal Pemilu yang dijadwalkan ulang, tiga kandidat muncul, yakni
Andres Rivero Aguero, Carlos Márquez Sterling, dan mantan Presiden, Ramon
Grau San Martin.
Aguero
merupakan orang yang didukung Batista, Sterling didukung oleh beberapa kelompok
moderat, sedangkan San Martin adalah calon dari Partai Revolusi Kuba.
Ketika
rakyat Kuba pergi ke tempat pemungutan suara pada 3 November, provinsi Oriente
dan Las Villas yang dikuasai pemberontak melihat banyaknya pemilih yang
diabaikan.
Baca Juga:
Hungaria Peringati Revolusi 1956 dengan Upacara Khidmat di Parlemen, Saksikan Keindahan Gedungnya
Namun,
ketika hasil Pemilu diumumkan, terjadi kecurangan besar-besaran.
Sterling
menang di empat provinsi, namun justru Aguero dinyatakan sebagai pemenang.
Batista
berdalih, Aguero menang Pemilu karena hasil pemungutan suara dari Oriente dan Las
Villas tidak dihitung, sebagaimana dilansir dari Britannica.