Komjen Marthinus Hukom turut menyampaikan kekagumannya terhadap perubahan Patek.
"Umar Patek ini saya kenal saat jadi buron Bom Bali 2002. Dulu kepalanya dibanderol Rp10 miliar. Tapi hari ini, kita melihat seorang Umar Patek yang baik," ujarnya.
Baca Juga:
Mendagri Beberkan Modus Pendanaan Teroris di Indonesia
Marthinus bahkan menyebut para eks napiter kini berjuang dalam hal berbeda: menegakkan nilai-nilai kemanusiaan dan cinta kasih.
Sementara David, sang mentor, juga menyatakan keyakinannya akan perubahan Patek.
"Saat pertama kali saya melihat sorot matanya, saya sempat takut. Tapi dia selalu menolak uang saya dan berkata, 'kasih saya pekerjaan'. Dia bisa jadi orang baik," katanya.
Baca Juga:
Berikut Sejumlah Eksekusi Mati yang Terjadi di Indonesia, No 3 Pernah Gemparkan Dunia
David bahkan mengirim Patek belajar metode roasting kopi ke Bondowoso.
"Dia lebih dulu mencintai saya. Dia tahu saya Kristen, tapi dia tetap mau dekat dengan saya, bukan karena uang. Itu yang membuat saya bahagia," kata David.
Salah satu momen paling emosional malam itu terjadi saat Chusnul Chotimah, penyintas Bom Bali 2002, hadir dan menatap langsung wajah Patek.