Sekretaris Fajar Sikka, Andreas Nong Johan yang akrab disapa
Yolanda mengatakan, KTP menjadi persoalan mendasar bagi transpuan. Tanpa KTP,
mereka selama ini kesulitan mencari kerja, mendapat pinjaman modal usaha hingga
mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi.
Baca Juga:
Transpuan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Salon, Ternyata Dibunuh
"Kalau untuk pinjam modal ke bank, ke koperasi ke
lembaga keuangan kan butuh identitas yang lengkap," kata Yolanda.
Dalam masa pandemi, tim advokasi Fajar Sikka juga mengurusi
bantuan sosial dari pemerintah untuk anggotanya yang mengalami kesulitan
ekonomi.
"Kami ambil data untuk program BST (bantuan sosial
tunai) yang langsung kami urus di kantor dinas sosial. BST itu untuk pertama,
kami beberapa orang yang kami urus kurang lebih ada 15 orang itu dapat
semua," kata Yolanda.
Baca Juga:
Dikira Mencuri, Transpuan di Bekasi Nyaris Dihakimi Masa
Fajar Sikka telah menjadi matahari terbit di tengah pandemi.
Ketuanya, Mayora mengatakan akan membawa organisasi ini menjadi contoh bahwa
transpuan juga punya sisi bersolidaritas di tengah keberagaman Indonesia.
"Fajar Sikka akan menjadi rumah, menjadi tempat yang
aman dan damai, tempat kami berbagi, tempat kami berekspresi, tempat kami bisa
mencurahkan kemampuan seluruh keberadaan diri kami," kata Mayora. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.