Hingga napas terakhir bapak, Linda tetap dengan pendirian
menjadi seorang transpuan. "Saya sudah memaafkan (bapak) waktu putus
napas. Cuma bapak pesan, tak boleh mencuri, tidak boleh berbuat sembarang,
berbuatlah baik kepada orang," kata Linda.
Linda merasakan menjadi seorang perempuan sejak duduk di
bangku sekolah dasar. Saat itu, ia menaruh hati dengan laki-laki, teman
sekelasnya.
Baca Juga:
Transpuan yang Ditemukan Tewas Membusuk di Salon, Ternyata Dibunuh
"Jadi waktu itu, setelah berteman dengan dia. Saya
sudah merasa, saya ini benar-benar perempuan," kata Linda.
Tapi saat SD, Linda masih malu-malu untuk mendeklarasikan
diri sebagai seorang transpuan.
Tidak seperti adiknya, Lempianus Nong Pitoi yang sekarang
akrab disapa Lola Pitaloka.
Baca Juga:
Dikira Mencuri, Transpuan di Bekasi Nyaris Dihakimi Masa
Lola tak pernah merasakan bangku sekolah. Menurut Linda,
adiknya lebih leluasa untuk menjadi transpuan karena tak terbelenggu rasa malu
dari lingkungan sekolah.
"Saya yang duluan (jadi transpuan di keluarga), sejak
kecil itu sudah lenggak-lenggok. Sudah bermain (peran) perempuan.
Boneka-boneka. Masak-masak," ujar Lola.
Saat pertama kali melihat Linda bersolek dan menggunakan
pakaian perempuan, Lola mengaku sempat terkejut.