Semua terjadi begitu cepat.
Misteri itu tidak pernah benar-benar terpecahkan, ikut tenggelam selama puluhan tahun di dasar laut, pada kedalaman sekitar 45 meter, 10 kilometer di lepas pantai Brondong.
Baca Juga:
Gegara Cinta Ditolak, Remaja di Lamongan Diduga Bunuh Teman Wanitanya
Aksi heroik para nelayan Brondong yang saling bahu-membahu membantu menyelamatkan korban tenggelamnya Kapal Van der Wijck membuat kagum banyak kalangan.
Beritanya tersiar di koran-koran berbahasa Indonesia maupun Belanda dan Inggris.
Pemerintah Hindia-Belanda yang memutuskan untuk memberikan bantuan perahu bagi nelayan warga setempat.
Baca Juga:
KB Bukopin Syariah Resmikan Kantor Fungsional di RS Muhammadiyah Lamongan Jawa Timur
Pada bulan September 1937, seluruh warga desa diundang untuk pemberian simbolik sembilan perahu baru kepada nelayan, dan sejumlah uang untuk masing-masing nelayan.
Setelah upacara resmi selesai, ada waktu untuk slametan akbar di sebuah gudang.
Selain itu, Hindia-Belanda mendirikan sebuah menara lampu kecil di tempat pelelangan ikan Desa Brondong saat itu --sekarang adalah kantor Perum Perindo di kawasan Pelabuhan Brondong Kabupaten Lamongan.