"Dari 4 pikulan terus jadi 12 pikulan," tuturnya dalam video yang telah dilangsir dari detikFood (01/07).
Usahanya pun berkembang pesat, tapi sayang krisis moneter pada tahun 1998 membuat usahanya ambruk.
Baca Juga:
Lima Menteri Layak Bertanggung Jawab atas Banjir dan Longsor di Sumatra
Kejadian itu menyebabkan usahanya bubar, hanya 203 karyawan saja yang bertahan.
Dari sisa tenaga kerja itu, Abdullah kembali merintis kembali usahanya.
Kemudian, di tahun 2010 usahanya kembali mengalami keterpurukan karena datang pesaing.
Baca Juga:
Menkeu Purbaya: Tegaskan Industri Rokok Gak Akan Kita Buat Mati
Dalam menjalani usahanya, Abdulloh kerap mengalami keterpurukan Foto: YouTube Pejuang Duit
"Itu ada pabrik cilok yang gede datang, kita kehilangan pelanggan. Tapi lama-lama pelanggan kita ya balik lagi ke kita," lanjut Abdullah.
Setelah itu usahanya kembali bangkit lagi dengan tenaga kerja sebanyak 18 orang.