Angkatan Laut Hindia Belanda mengirimnya untuk mengikuti pendidikan opsir (calon perwira) Torpedo di Surabaya. Selama Perang Dunia II dalam menjalankan masa penugasan sebagai militer, Halim tercatat pernah bertugas di Royal Canadian Air Force dan Royal Air Force dengan pangkat Wing Commander dan mendapat tugas di skadron tempur pesawat Lancaster dan Liberator.
Sementara itu Perang Pasifik berakhir dengan kekalahan Jepang. Tanggal 15 Oktober 1945, ketika tentara Sekutu mendarat di Tanjung Priok, Jakarta diantara sekian banyak orang berkulit putih terdapat seorang berkulit sawo matang berpakaian Angkatan Udara Inggris.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Dialah Halim Perdanakusuma. Situasi negara pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia sangat mencekam dimana Belanda dan tentara sekutu saat itu sudah menjadi musuh bagi bangsa Indonesia.
Melansir Kompas TV, keberadaan Halim Perdanakusuma di Indonesia dicurigai sebagai tentara NICA, sehingga dimasukkan dalam sel tahanan di Kediri.
Maklum pascakemerdekaan keadaan Indonesia memang gawat. Namun pemerintah Indonesia memiliki pandangan yang jauh ke depan melihat potensi yang dimiliki Halim, anak muda yang berbakat dalam dunia penerbangan.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Maka sekaligus untuk menjaga keselamatan jiwanya, melalui Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin, Halim dibebaskan dari tahanan dan kembali kepada keluarganya di kota Sumenep.
Sementara itu Komodor Udara R. Soerjadi Soerjadarma, ditetapkan KSAU pertama, bersama dengan Komodore Muda Udara Adisutjipto dan Komodor Muda Udara Prof Dr Abdulrachman Saleh tengah sibuk membangun kekuatan udara.
Maka, Halim pun diajak bergabung agar turut mengabdi kepada perjuangan bangsa Indonesia.