Dia dan
suaminya, Dwi Indiarto, memutuskan pulang ke rumah orangtua Dwi di Blitar pada
Januari.
Kurang
dari sebulan kemudian, Ririn memulai menawarkan soto ayam Rp 2.000 per porsi
melalui Facebook.
Baca Juga:
Lubang Misterius Muncul di Sungai Blitar, Sedot Air Hingga Sungai Mengering
"Kalau
ada yang pesan, suami saya yang antar tanpa ada ongkos kirim selama masih dalam
jarak wajar," katanya.
Awalnya,
kata Ririn, ada saja yang mencurigai soto ayam buatannya menggunakan daging
tidak layak konsumsi dan berbagai sangkaan negatif lain.
Namun,
Ririn memiliki kesabaran untuk menghadapi komentar miring di media sosial.
Baca Juga:
Bawaslu Kabupaten Blitar Gelar Tes Tulis untuk Calon Panwas Kecamatan
Hingga
perlahan, komentar miring itu mulai diimbangi testimoni positif dari mereka
yang pernah membeli soto ayamnya.
"Ketika
pelanggan mulai banyak, justru mereka meminta saya buka warung offline agar mereka bisa sambil ngopi
dan ngobrol," ujar ibu satu anak itu.
Maka,
menjelang bulan puasa lalu, dia dan Dwi mulai membeli satu set meja dan kursi
kayu untuk diletakkan di teras rumah mertuanya.