Dalam rangka mendorong dekarbonisasi korporasi, PLN memasarkan dua produk utama berbasis green attributes.
Pertama, Unit Karbon, yang memberi kesempatan bagi perusahaan untuk mengimbangi emisi gas rumah kaca melalui proyek pengurang atau penyerap emisi yang tersertifikasi.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen di COP30, PLN Siap Pimpin Transisi Menuju NZE 2060
Kedua, green energy as a service, meliputi Renewable Energy Certificate (REC) dan Dedicated Green Energy Sources, sehingga pelanggan dapat memperoleh akses langsung ke sumber listrik bersih yang andal dari infrastruktur PLN.
“Produk utama kami dalam pengelolaan atribut hijau adalah Unit Karbon dan Renewable Energy Certificate. REC membantu pelaku usaha memiliki pengakuan resmi dan transparan bahwa listrik yang digunakan berasal dari energi baru terbarukan. Instrumen ini tidak hanya berfungsi sebagai fasilitas kepatuhan, tetapi juga membuka peluang percepatan dekarbonisasi di berbagai sektor industri,” jelas Evy.
Selain produk tersebut, PLN juga menawarkan peluang forward offtake untuk tiga proyek bersertifikasi Gold Standard dengan potensi penurunan emisi sekitar 1,5 juta ton CO₂e.
Baca Juga:
Pemerintah Genjot Gerakan Nasional TOS TBC, Targetkan Penurunan Kasus Signifikan pada 2025
Salah satunya berasal dari proyek PLTS ground-mounted berkapasitas 50 megawatt (MW) yang dilengkapi baterai di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Peluang ini kami hadirkan sebagai bagian dari transformasi sektor ketenagalistrikan Indonesia menuju ekosistem energi yang lebih berkelanjutan, kompetitif, dan berdaya saing internasional. Dengan dukungan investor dan mitra teknologi, kita dapat mempercepat realisasi proyek-proyek strategis yang memberikan dampak nyata bagi pengurangan emisi,” pungkas Evy (Seremoadver).
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.