Zaky yang merupakan lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (2004-2009) terdorong untuk membuat Bukalapak karena melihat banyak tetangga di kampung halamannya Sragen, yang sudah lama berbisnis kecil-kecilan, tetapi tidak berkembang.
Dari pengalaman tersebut, pendiri Bukalapak itu tergerak untuk membuat platform yang bisa jadi lapak untuk berjualan secara online. Dari semangat ini, tampak bahwa gagasan utama atau “jantung” dari Bukalapak adalah marketplace.
Baca Juga:
Tingkatkan Kesejahteraan, Eks Napi Teroris Diberdayakan BNPT Bersama Bukalapak
Zaky lantas menginisiasi pengembangan Bukalapak sebagai platform marketplace bersama dua orang temannya, yakni Fajrin Rasyid dan Nugroho Herucahyono. Bukalapak pertama kali beroperasi di internet pada 2010.
Masa awal
Bukalapak beroperasi merupakan tantangan berat bagi Zaky dan kawan-kawannya. Dikutip dari Antara News, Zaky mengatakan jika Bukalapak saat awal beroperasi tidak ada pengunjung sama sekali.
Baca Juga:
Dituding Rugikan Sampai Rp 1 T, Bukalapak Digugat ke Pengadilan
Menurutnya, masalah tersebut disebabkan karena banyak pengguna di sekitar tahun 2010 yang belum terbiasa dengan marketplace untuk jual-beli online. Sebagai marketplace, Bukalapak tentu harus memiliki pedagang yang menjajakan barang.
Akan tetapi, di masa-masa awal, selain sepi pengguna, pedagang pun sulit untuk diajak beralih ke sistem perdagangan online.
Dikutip dari Kr Asia, saat awal Bukalapak beroperasi, hanya ada satu dari lima bisnis yang mau menjajal berdagang di platform tersebut. Selain belum banyak pengguna dan pedagang yang tertarik dengan Bukalapak, Zaky dan kawan-kawan juga mengalami masalah pendanaan.