Zaky juga berkembang seiring dengan perkembangan Bukalapak yang pesat. Di Bukalapak, Zaky menjabat sebagai CEO. Bersama perkembangan Bukalapak, Zaky berhasil mencatatkan pencapaian pribadi.
Dikutip dari Kompas.com, Zaky berhasil masuk dalam daftar 150 orang terkaya di Asia versi majalah Globe Asia pada pertengahan tahun 2018. Jumlah kekayaan Zaky diperkirakan sebanyak 100 juta dollar AS atau setara sekira Rp 1,4 triliun saat daftar itu dibuat.
Baca Juga:
Tingkatkan Kesejahteraan, Eks Napi Teroris Diberdayakan BNPT Bersama Bukalapak
Di saat Bukalapak berkembang pesat, Zaky membuat keputusan yang cukup menggegerkan. Pada 2019, Zaky memutuskan buat mengundurkan diri sebagai CEO setelah mengepalai Bukalapak sekitar sembilan tahun.
Setelah mundur dari posisi CEO, Zaky melanjutkan fungsinya di perusahaan sebagai penasihat dan pengawas. Selain itu, Zaky juga mengembangkan perusahaan pemodal ventura bernama Init-6.
Perusahaan tersebut berfokus untuk mengembangkan startup dalam negeri. Didirkan pada 2020, Init-6 telah memiliki beberapa portofolio dukungan startup di berbagai bidang, seperti Ringkas, Schoters, Qiscus, Torch, Gently, dan masih banyak lagi.
Baca Juga:
Dituding Rugikan Sampai Rp 1 T, Bukalapak Digugat ke Pengadilan
Selepas ditinggal Zaky, Bukalapak masih berlanjut sebagai sebuah marketplace. Pada pertengahan 2021, Bukalapak berhasil melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) dan melantai di bursa saham.
IPO saham Bukalapak dilakukan pada 27 Juli hingga 30 Juli 2021 di Bursa Efek Indonesia. Dengan kode emiten BUKA, Bukalapak menjadi startup unicorn Indonesia pertama yang listing di BEI pada 6 Agustus 2021.
Dengan pencapaian-pencapaian ini, sayangnya pada tahun 2024 muncul kabar yang kurang baik dari operasi bisnis Bukalapak. Sekitar akhir 2024, Bukalapak mengumumkan penghentian kegiatan dan penutupan sejumlah lini usaha yang dijalankan anak perusahaan.