Rudal bersayap ini, dibuat oleh Mistral dan UVision, memiliki jangkauan setidaknya 25 mil (40,23 km) dan dapat membawa hulu ledak seberat 10 pon (4,5 kg).
Hero-120 juga dapat terbang hingga 60 menit, ditenagai oleh motor listrik onboard. Ini juga memungkinkan membatalkan misi penyerangan rudal setelah peluncuran, jika situasi berubah atau target tidak lagi relevan.
Baca Juga:
Untuk Ukraina, AS Terus Berupaya Keras Beri Bantuan Pertahanan Udara
Ini salah satu perbedaan yang penting antara amunisi yang berkeliaran (Loitering Munition) dan rudal yang tidak dapat dibatalkan.
Kendaraan militer buatan Flyer mampu mengangkut 10 senjata, dengan komposisi empat siap diluncurkan dan enam disimpan.
Korps Marinir telah memilih Hero-120 sebagai amunisi berkeliaran untuk dipasangkan dengan persyaratan Organic Precision Fires-Mounted.
Baca Juga:
AS Cegah Palestina Gabung PBB, China: Akan Terus Diingat Sejarah
Tujuan dari program itu adalah untuk mempersenjatai kendaraan yang digunakan marinir, serta memperluas jangkauan menghancurkan target.
Sedangkan AM General, dengan template serupa, memproduksi HUMVEE Sabre Blade. Kendaraan militer Sabre Blade juga dilengkapi dengan stasiun senjata kendali jarak jauh dan sistem kontra-drone, yang dibuat oleh Hornet.
Ini termasuk amunisi airburst dan sensor khusus untuk mendeteksi drone.