Hal senada diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli. Rizal berpendapat, kebijakan larangan pembelian batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa tentunya akan berdampak pada peningkatan permintaan pasokan, terutama dari Indonesia yang merupakan salah satu produsen batu bara terbesar.
Namun demikian, bukan berarti batu bara Indonesia yang akan masuk ke Eropa menggantikan batu bara Rusia. Setidaknya, menurutnya Eropa akan lebih banyak mengambil batu bara dari Afrika Selatan dan Amerika Latin yang jaraknya relatif lebih dekat ke Eropa, dibandingkan dari Indonesia.
Baca Juga:
Lepas Ekspor Adonan Roti ke Uni Emirat Arab, Mendag Budi Ajak Pelaku Usaha Perkuat Citra Produk Indonesia
"Indonesia juga berpeluang mengekspor batu baranya ke Eropa untuk mengisi kekurangan suplai yang terjadi saat ini," ujarnya.
Seperti diketahui, rencana Komisi Uni Eropa untuk melarang pembelian batu bara asal Rusia telah menimbulkan kepanikan dari konsumen batu bara di Eropa.
Pasalnya, mereka harus segera mencari alternatif pengganti pasokan batu bara Rusia tersebut dengan sumber lainnya, salah satunya Indonesia.
Baca Juga:
Sayuran Daun Kelor RI Diburu Asing, LPEI Ambil Peran
Sumber di industri batu bara menyebut, sejumlah konsumen batu bara asal Eropa telah berbondong-bondong meminta pengiriman batu bara dari Indonesia. Bahkan, permintaan bukan hanya dari perusahaan, melainkan juga atas nama pemerintahnya.
Para pembeli batu bara asal Eropa ini bahkan tidak terlalu memusingkan harga.
"Mereka bahkan rela membeli di harga berapapun, yang penting pasokannya ada," ungkap sumber yang enggan disebutkan namanya, dikutip Jumat (08/04/2022).