Menurutnya, ini terjadi karena para pembeli batu bara Eropa ini lebih mengutamakan ketersediaan pasokan dan keamanan energi untuk negaranya terlebih dahulu.
"Saya belum pernah melihat fenomena seperti ini sebelumnya di industri batu bara ini. Ini panic buying!" ungkapnya.
Baca Juga:
Lepas Ekspor Adonan Roti ke Uni Emirat Arab, Mendag Budi Ajak Pelaku Usaha Perkuat Citra Produk Indonesia
Dengan kondisi seperti ini, dirinya melihat harga batu bara masih akan terus melonjak. Harga kini pun menurutnya belum berada di puncaknya.
Meski pada perdagangan Kamis (07/04/2022), harga batu bara kontrak Mei ditutup melemah 0,64% dibandingkan hari sebelumnya, namun masih berada pada posisi tinggi, yakni US$ 287,5 per ton.
Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat 14,09% tetapi dalam sebulan masih turun 32,67%.
Baca Juga:
Sayuran Daun Kelor RI Diburu Asing, LPEI Ambil Peran
Seperti diketahui, harga batu bara dunia sempat mencapai puncaknya pada awal Maret 2022 dengan mencapai lebih dari US$ 400 per ton. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.