WahanaNews.co | Burger King berusaha menghentikan operasinya di Rusia, tetapi mitra bisnis lokal yang memegang kendali atas 800 restoran itu ogah tutup.
"Kami sudah memulai proses pelepasan saham kami dari bisnis ini. Meskipun kami ingin melakukannya segera, terlihat jelas bahwa proses itu akan memakan waktu untuk melakukannya berdasarkan ketentuan perjanjian usaha patungan kami yang ada,"ujar David Shear, presiden operasi internasional RBI (Restaurant Brands International), induk jaringan perusahaan Burger King dalam sebuah surat terbuka.
Baca Juga:
Pidato Strategis Prabowo di SPIEF Rusia: Seruan Kedaulatan Pangan hingga Energi Bersih
Dilansir dari Reuters Sabtu (19/3), jaringan restoran ini memiliki perjanjian mitra dengan pengusaha Alexander Kolobov di Rusia.
Berdasarkan perjanjian tersebut, RBI hanya mengendalikan 15 persen dari bisnis Burger King Rusia, sedangkan Kolobov bertanggung jawab atas pengoperasian sehari-hari toko-toko di negara tersebut.
Sedangkan, McDonald's memiliki lebih dari 80 persen dari restorannya di Rusia sehingga lebih mudah untuk mereka menutup toko-tokonya dan keluar dari negara tersebut.
Baca Juga:
Koalisi Timur Bangkit, Putin dan Xi Beri Peringatan Keras ke AS Soal Konflik Israel-Iran
Shear mengatakan bahwa RBI telah mendorong agar mitra lokal segera menutup Burger Kings, tetapi Kolobov menolak.
Burger King memasuki Rusia hampir satu dekade lalu dan mulai mengoperasikan usaha patungan dengan Kolobov serta Investment Capital Ukraina dan VTB Capital, sebuah bank Rusia yang terpukul oleh sanksi.
Shear menjelaskan bahwa proses hukum yang rumit mencegahnya menutup kemitraan dan bisnis.