Dalam sebuah pertemuan darurat, Dewan Keamanan PBB menuntut agar seluruh pasukan Irak di Kuwait segera ditarik, tanpa syarat.
Washington pun membekukan aset Irak di AS dan anak perusahaannya di luar negeri, bersama dengan aset milik Kuwait guna mencegah kemungkinan Baghdad mengambil untung dari aset tersebut.
Baca Juga:
Kelompok Proksi Iran Serang Israel, Bom Target Penting
Bahkan Uni Soviet yang saat itu menjadi pemasok senjata utama ke Irak pun menghentikan pengirimannya.
Pada 6 Agustus 1990, Dewan Keamanan PBB memberlakukan sejumlah embargo, seperti di bidang perdagangan, keuangan, dan militer, terhadap Irak.
Dua hari berselang, Presiden AS, George HW Bush, mengumumkan bahwa negaranya akan mengirim pasukan ke Arab Saudi.
Baca Juga:
Rudal Balistik Houthi Gempur Tel Aviv, Bantu Hizbullah Perangi Israel
Operasi Badai Gurun
Pada 29 November 1990, Dewan Keamanan PBB mengizinkan penggunaan "semua sarana yang diperlukan" untuk memaksa Irak keluar dari Kuwait secara sukarela hingga 15 Januari 1991.