Kendati demikian, pihak otoritas dan kepolisian China masih belum memberikan tanggapan apa pun.
Dugaan sumber kebocoran
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
CEO sekaligus pendiri dari platform perdagangan mata uang Kripto Binance, Zhao Changpeng mengunggah cuitan terkait fenomena ini di Twitter dengan handle @cz_binance, Senin (4/7/2022).
Changpeng menyatakan bahwa kebocoran data dari server kepolisian mungkin disebabkan oleh bug atau gangguan dalam jaringan cloud computing “Elastic Search” yang baru digunakan oleh kantor-kantor pemerintahan di China, termasuk kepolisian.
“Ini berdampak pada kemampuan tindakan deteksi/pencegahan peretas, (serta) nomor ponsel yang bisa digunakan untuk mengambil alih akun,” tulis Changpeng.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Oleh karena itu, untuk mencegah penyalahgunaan data dari platform Binance, di akhir cuitannya, Changpeng menuliskan bahwa Binance telah meningkatkan sistem keamanan perusahaan untuk kasus ini. Sehingga pengguna aplikasi dapat terhindar dari kerugian ini.
“Penting bagi semua platfrom untuk meningkatkan keamanan mereka khususnya dalam ranah (kebocoran data) ini. @Binance telah meningkatkan (tahapan) verifikasi pengguna yang (mungkin) berpotensi terpengaruh,” tambah Changpeng.