"Kita yang terlalu muda untuk mengetahui realitas politik sebelum 9/11 akan memahami bahwa diam adalah keterlibatan. Kegagalan kita untuk membela diri kita sendiri adalah kegagalan untuk membela Amerika sendiri," ujar El-Sayed.
Karena itulah, El-Sayed mengatakan Muslim kemudian membangun ikatan koalisi dan aliansi dengan saudara-saudara di komunitas yang telah lama menderita supremasi kulit putih dan xenofobia.
Baca Juga:
Ivan The Terrible, Pemimpin Paranoid Pemicu Sederet Petaka
Mereka, komunitas Muslim, lantas merangkul nama mereka, cerita, dan warisan mereka.
Dia mengatakan, komunitas Muslim memutuskan bahwa cerita mereka adalah bagian dari cerita Amerika.
Karena itu, Muslim kemudian membuka jalan dalam diskusi publik, di majalah dan surat kabar serta di layar televisi.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
Tidak hanya itu, ratusan Muslim juga mulai mencalonkan diri untuk jabatan publik.
Komunitas Muslim di Amerika Serikat muncul ke permukaan dan memprotes larangan perjalanan Muslim, kekerasan senjata, termasuk ketidakadilan pada orang kulit hitam di negara itu.
Sementara itu, jutaan Muslim lainnya memilih untuk pertama kalinya.