Bagi El-Sayed, Amerika adalah dan selalu sebuah perjuangan.
Dia merasa bangga dengan komunitasnya.
Baca Juga:
Ivan The Terrible, Pemimpin Paranoid Pemicu Sederet Petaka
Meskipun beberapa pihak ingin memberi tahu mereka bahwa Amerika adalah “darah dan tanah”.
Konsep sejarah mereka dimulai dengan nyaman setelah orang kulit putih dari Eropa memusnahkan penduduk asli yang darahnya telah menghuni tanah Amerika sejak sebelum mereka tiba.
Visi mereka tentang Amerika mengecualikan atau menundukkan mereka yang tidak terlihat seperti mereka, beribadah seperti mereka, atau berbagi warisan mereka.
Baca Juga:
Operasi Seroja Timtim: Komandan Pasukan Gugur di Pelukan Prabowo
"Tetapi kami percaya bahwa Amerika bisa lebih kuat dari sekadar sebuah tempat dan masyarakat, tetapi seperangkat cita-cita manusia yang harus merangkul siapa pun yang berkomitmen pada kesetaraan, keadilan, martabat manusia, dan kebebasan sejati. Membela Amerika seharusnya tidak pernah berarti menanggapi dendam kesukuan dengan dendam kesukuan seperti yang terjadi di era pasca 9/11. Melainkan seharusnya berarti merangkul cita-cita yang melampauinya," tandasnya. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.