Remaja berusia 16 tahun itu dituduh menghina pemimpin pemerintah. Dia didakwa melakukan hasutan dan menghina pejabat publik, serta menghadapi ancaman hukuman dua tahun penjara.
Ini bukan kali pertama Sovann Chhay menjadi sasaran.
Baca Juga:
BP3MI Sulut Pulangkan 77 Pekerja Migran yang Bekerja di Kamboja
Pada Oktober silam, ia ditangkap setelah masuk ke bekas markas CNRP yang terbengkalai, dengan niat mengambil bendera partai yang ada di bangunan itu untuk kamarnya.
Ia dibebaskan dua hari kemudian, setelah media corong pemerintah, Fresh News, menyiarkan "pengakuan" di mana ia meminta maaf karena "menyebabkan huru-hara".
Dan pada bulan April, ia dirawat di rumah sakit dengan tengkorak retak setelah dua pria bersepeda motor tiba-tiba memukulnya dengan batu bata.
Baca Juga:
Bongkar Sindikat Penjualan Rekening Judol, Polisi Sebut 1 Rekening Dihargai Rp10 Juta
Para penyerang belum ditemukan, tetapi serangan itu memiliki kesamaan dengan yang baru-baru ini terhadap pendukung oposisi.
Prum ChanthaPrum Chantha, tampak di sini bersama dengan ibunya di belakangnya, adalah bagian dari gerakan protes Friday Women
Ayahnya adalah bagian dari lebih dari 150 tokoh oposisi yang menghadapi pengadilan tertutup karena dituding berkomplot untuk mengkudeta partai yang berkuasa, yang dipimpin Perdana Menteri Hun Sen, salah satu pemimpin dunia yang menjabat dalam jangka waktu lama.