WahanaNews.co | Pemerintah Korea Utara (Korut) akan segera mengirim pasukan ke Ukraina untuk mendukung invasi Rusia ke negara itu.
“Unggahan media sosial mengklaim Korea Utara memutuskan mengirim pasukan ke Ukraina untuk mendukung Rusia," mengutip sebuah laporan oleh media pemerintah Rusia.
Baca Juga:
Meski Tertutup, Korea Utara Tetap Bisa Dipantau Media Korea Selatan
Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan Korea Utara mengirim pasukan ke Ukraina.
Belum ada laporan atau pernyataan resmi untuk mendukung klaim tersebut, hingga 26 April 2022.
Para ahli Korea Utara kepada AFP, Selasa (26/4/2022), mengatakan, sangat tidak mungkin Pyongyang akan mengerahkan pasukan ke Ukraina.
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
"Media Rusia melaporkan Korea Utara telah memutuskan mengirim pasukan ke Ukraina untuk mendukung Rusia," tulis sebuah postingan berbahasa Korea yang dibagikan pada 15 April 2022 di Naver Blog.
Klaim serupa dibagikan dalam video YouTube berjudul "Media pemerintah Rusia melaporkan Korea Utara memutuskan untuk mengirim pasukan ke Ukraina".
Video tersebut mengutip sebuah laporan yang diterbitkan pada 14 April oleh kantor berita negara TASS Rusia.
Klaim yang sama dibagikan di komunitas online Korea Selatan, Daum Cafe.
Laporan TASS yang dikutip dalam unggahan tersebut tidak menyebutkan Korea Utara mengirim pasukan ke Ukraina.
Laporan itu berjudul: "Rusia memperhatikan dukungan Korea Utara untuk operasi di Ukraina, kata diplomat".
Bunyinya sebagian: "Duta Besar Korea Utara untuk Moskow menyatakan kepemimpinan negaranya berkomitmen untuk meningkatkan hubungan persahabatan dengan Rusia".
Laporan tersebut mengutip Direktur Departemen Asia Pertama Kementerian Luar Negeri Rusia, Georgy Zinovyev.
Dia mengatakan, Pyongyang telah menyatakan dukungan penuhnya untuk operasi militer khusus Rusia di Ukraina dan mengutuk kebijakan-kebijakan Barat yang merusak.
Cheong Seong-chang, Direktur Pusat Studi Korea Utara Institut Sejong, mengatakan, "sangat tidak mungkin" bagi Korea Utara untuk mengirim pasukan ke Ukraina.
"Korea Utara tidak akan mengambil risiko menghadapi sanksi tambahan dari komunitas internasional," kata Cheong kepada AFP.
"Selain itu, karena pandemi, Korea Utara menutup perbatasannya dengan ketat," tambahnya.
Tidak jelas apakah tentara Korea Utara dapat kembali ke rumah begitu mereka meninggalkan negara itu.
Cheong mengatakan akan sulit bagi Pyongyang untuk mengirim pasukan secara diam-diam tanpa menarik perhatian masyarakat internasional.
"Tentara Korea Utara berbeda dalam penampilan dan bahasa dari rekan-rekan Rusia mereka," jelasnya.
"Tidak mungkin bagi mereka untuk tidak diperhatikan dan ada juga kekhawatiran tentang bagaimana menangani orang dan tahanan yang terluka," tambahnya.
Moon Seong-mook, kepala Pusat Strategi Unifikasi diInstitut Penelitian Korea untuk Strategi Nasional, mengatakan, kemungkinan besar Pyongyang akan menyediakan senjata untuk mendukung Rusia di Ukraina, daripada pasukan.
"Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan Pyongyang masih ingin mendapatkan dukungan Rusia dan memperkuat hubungan dengannya," katanya.
“Yang dibutuhkan Moskow saat ini adalah lebih banyak rudal, bukan lebih banyak orang, dan Korea Utara memiliki banyak rudal," ujarnya.
"Di situlah dukungan Pyongyang untuk Moskow dalam perang ini, kemungkinan besar akan terjadi,” katanya. [gun]