Pada 2022, produksi batu bara RI bahkan ditargetkan naik 8% menjadi 663 juta ton.
Sementara Rusia, tercatat sebagai produsen batu bara terbesar keenam di dunia. Berdasarkan data BP Statistical Review 2021, Rusia memproduksi sebesar 399,8 juta ton pada 2020. Adapun kontribusi pasokan batu bara asal Rusia ini sebesar 5,2% dari total produksi batu bara dunia sebesar 7,74 miliar ton.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Akibat perang ini, maka pasokan batu bara dari Rusia diperkirakan akan terhambat. Imbasnya, beberapa negara, khususnya dari Eropa hingga China mencari alternatif pengganti dari negara lain, salah satunya Indonesia.
Dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) China belum bisa melakukan impor batu baranya dari Rusia, yang mana Rusia memberikan ekspor batu baranya ke China hingga 17% dari total produksi batu baranya sebanyak 420 juta ton tahun ini.
Selain ke China, Rusia juga mengekspor batu baranya ke beberapa negara di Eropa sebanyak 31% dari total produksi batu baranya.
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Akibat dari seretnya pasokan batu bara di sejumlah negara Eropa dan China, batu bara Indonesia sedang diburu.
Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, di tengah terganjalnya pasokan batu bara Eropa dari Rusia, terdapat calon pembeli dari beberapa negara di Eropa yang sedang menjajaki atau mencari suplai batu bara dari Indonesia.
"Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur yang selama ini menjadi importir batu bara daru Rusia," terang Hendra kepada CNBC Indonesia.