Sementara itu, senjata strategis merupakan persenjataan yang dapat membawa hulu ledak nuklir melintasi lautan, seperti rudal. Jenis ini dianggap bisa mengancam rival-rival di kawasan.
Negara besar pun biasanya memantau ketat senjata strategis pihak musuh.
Baca Juga:
Buat Perjanjian dan Kesepakatan Dengan Polres Kerinci, Warga Tamiai Buka Blokir Jalan Kerinci-Bangko
Guna menjaga kestabilan, AS dan Rusia lantas menyepakati perjanjian New START yang membatasi jumlah senjata nuklir strategis mereka.
Berlandaskan kesepakatan ini, AS dan Rusia wajib melaporkan jumlah senjata strategis masing-masing.
Dengan demikian, AS hanya memiliki catatan senjata nuklir strategis Rusia.
Baca Juga:
Musnahkan 1Kg Narkoba Jenis Sabu, Polres Tanjabbar: Milik Bandar Lintas Provinsi
Berdasarkan data Federasi Ilmuwan Amerika yang dirujuk The Washington Post, Rusia memiliki senjata strategis terbanyak di dunia dengan total 5.889 unit hulu ledak.
Dari keseluruhan angka itu, 1.500 di antaranya sudah tak bisa dipakai, sementara 2.889 lainnya disimpan, dan hanya 1.588 yang dikerahkan. Hulu ledak nuklir itu bisa dipasang di berbagai rudal.
Dari total hulu ledak itu, 1.185 di antaranya bisa dipasang di rudal balistik antarbenua, 800 di rudal balistik berbasis kapal selam, dan 580 di rudal yang bisa diluncurkan dari pesawat pengebom.