Tedros juga menyoroti dampak luas dari keputusan pemerintah AS yang menghentikan sebagian besar bantuan luar negeri, termasuk pendanaan untuk proyek-proyek kesehatan global.
Kebijakan ini sangat memukul negara-negara berkembang yang sangat bergantung pada dukungan WHO.
Baca Juga:
Pengendalian Rokok Diperketat, WHO Soroti Komitmen Indonesia Jaga Kesehatan Publik
Meski demikian, Tedros menyatakan situasi bisa lebih parah apabila negara-negara anggota tidak menyetujui kenaikan biaya keanggotaan pada 2022.
Kebijakan tersebut memungkinkan WHO mengurangi ketergantungan pada donasi sukarela yang tidak menentu.
Dengan skema baru tersebut, WHO memperkirakan akan menerima lebih dari US$1 miliar (Rp16,8 triliun) dalam bentuk iuran anggota untuk periode 2026–2027.
Baca Juga:
Keluar dari WHO, Argentina Ikuti Jejak Trump dan Tegaskan Arah Baru
Angka ini diperkirakan tetap dapat dicapai meskipun tanpa kontribusi dari Amerika Serikat.
“Banyak negara yang membutuhkan dukungan kami lebih dari sebelumnya, tetapi kami harus beradaptasi dengan keterbatasan sumber daya yang ada,” tutup Tedros.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.