Menjadi anggota NATO akan secara signifikan meningkatkan dukungan militer Ukraina dari pihak luar. Bergabung dengan NATO berarti Ukraina memiliki jaminan militer dari banyak negara, salah satunya Amerika Serikat.
AS sendiri merupakan negara dengan militer terkuat di blok tersebut, dan memiliki banyak sekutu yang dapat membantu Ukraina mempertahankan diri bila Rusia menyerang.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Kedekatan antara NATO dan Ukraina ini tak disukai Rusia, mengingat Moskow telah lama menjadi sumber kekuatan politik dan dominan di wilayah tersebut. Rusia menilai masuknya Ukraina ke NATO bakal mengancam keamanan negaranya, pun juga kekuatan Moskow di kawasan.
Maka dari itu, Rusia menempuh segala cara untuk mencegah Ukraina masuk ke dalam NATO. Salah satunya dengan menempatkan pasukan mereka di dekat perbatasan Ukraina, membuat Kiev tertekan dan mengurungkan niatnya masuk ke NATO.
NATO berdiri untuk membendung kekuatan blok Timur era Uni Soviet, baca di halaman berikutnya...
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
NATO dibentuk setelah Perang Dunia II. Pembentukan aliansi militer ini dilakukan untuk mengurangi ekspansi Uni Soviet, melarang kebangkitan militerisme nasionalis di Eropa, dan mendukung integrasi politik Eropa.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara kemudian ditandatangani pada 4 April 1949. Dalam pasal 5 perjanjian tersebut, negara NATO setuju bahwa serangan yang menimpa satu atau beberapa anggota blok harus dipertimbangkan sebagai serangan terhadap seluruh anggota aliansi.
Di 1991, saat Uni Soviet pecah, negara-negara Eropa yang terikat dalam Pakta Warsawa tak lagi memiliki naungan militer.