WahanaNews.co, Jakarta - Seorang pejabat Israel menyerukan agar dunia "menghilangkan" bulan Ramadan dan mengabaikan ketegangan di wilayah Tepi Barat serta Yerusalem Timur selama bulan suci tersebut.
"Apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihilangkan, dan ketakutan kita terhadap bulan ini juga seharusnya dihilangkan," cetus Amichai Eliyahu, yang menjabat sebagai Menteri Warisan Budaya Israel kepada Radio Angkatan Darat Israel seperti dilaporkan Anadolu Agency dan Middle East Monitor, beberapa waktu lalu.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Politisi sayap kanan tersebut adalah menteri dari partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir.
Sebelumnya, pada bulan November tahun lalu, Eliyahu menciptakan kontroversi dengan menyatakan bahwa menggunakan "bom nuklir" di Jalur Gaza sebagai "pilihan".
Akibat pernyataannya tersebut, Eliyahu kemudian dihukum dengan sanksi penghentian sementara dari jabatannya sebagai Menteri Warisan Budaya Israel.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Eliyahu dikenai sanksi karena menyampaikan pandangan bahwa opsi menggunakan bom nuklir di Jalur Gaza merupakan salah satu pilihan dalam sebuah wawancara dengan Radio Kol Berama, seperti yang dilaporkan oleh Al Arabiya.
Selanjutnya, Eliyahu tidak diizinkan menghadiri pertemuan kabinet yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
"Kata-kata Amichai Eliyahu tidak sesuai dengan kenyataan," ungkap Netanyahu dalam postingan di akun media sosial X pribadinya, ketika itu.