"Ratusan hektar lahan pertanian juga terendam atau
hilang di Provinsi Hamgyong Selatan, di atas rumah dan jalan yang terkena
dampak parah, saat tanggul sungai runtuh," ungkap laporan KCTV.
"Dengan tanah yang sudah jenuh menampung air, hujan lebih
lanjut dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan," papar Ri Yong-nam, wakil
kepala badan meteorologi Korea Utara, kepada televisi itu.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
"Kami memperkirakan hujan lebat hingga 10 Agustus di
berbagai wilayah, berpusat di sekitar wilayah pantai timur," ujar Ri.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menekankan semua sektor
dan unit harus mengambil tindakan untuk mencegah bencana alam sebelumnya,"
papar laporan surat kabar resmi Rodong Sinmun pada Sabtu (7/8).
Bencana alam cenderung memiliki dampak yang lebih besar di
negara yang terisolasi itu karena infrastrukturnya yang lemah, sementara
deforestasi membuatnya rentan terhadap banjir.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Serangkaian topan musim panas lalu juga memicu banjir yang
merusak lahan pertanian dan menghancurkan ribuan rumah.
Kim mengatakan pada Juni situasi pasokan makanan negara itu
"menjadi tegang" karena kerusakan akibat topan yang berkepanjangan.
Korea Utara sekarang berada dalam isolasi yang dipaksakan
sendiri untuk melindungi diri dari pandemi virus corona. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.