NATO telah berulang kali menyatakan bahwa akan tergantung kepada Ukraina untuk memutuskan waktu dan persyaratan perdamaian yang diinginkan dengan Rusia.
Para pejabat Ukraina, di media sosial, mengecam pernyataan Jenssen.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
"Bicara soal Ukraina bergabung dengan NATO sebagai imbalan jika melepaskan sebagian wilayah adalah pandangan yang sama sekali tidak bisa diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, di Facebook.
"Kami selalu berasumsi bahwa aliansi tersebut, seperti juga halnya dengan Ukraina, tidak memperdagangkan wilayah," ujarnya.
"Partisipasi para pejabat NATO dalam membentuk narasi terkait kemungkinan Ukraina melepaskan wilayah seperti itu akan menguntungkan Rusia," kata Nikolenko.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan di media sosial X bahwa melepaskan wilayah --sebagai imbalan bagi keanggotaan pada NATO-- bisa berarti secara sengaja mengalahkan demokrasi.
Langkah itu juga ia nilai, "mendorong kejahatan di seluruh dunia, memelihara rezim Rusia, merusak hukum internasional, dan meneruskan perang kepada generasi-generasi lainnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.