"Iran ingin mengekspor ideologi dan
mendominasi kawasan baik secara langsung atau melalui proksi," papar
Pahlavi, yang menambahkan bahwa rezim Iran saat ini tidak mampu menerima cara
dunia ingin melihat norma.
"Jadi terlepas dari apa yang coba
dinegosiasikan di sini, hasil akhirnya adalah sia-sia dan rezim hanya
menggunakan apa pun itu sebagai alat pemerasan, memaksa dunia untuk
menghadapinya sehingga dapat terus mempertahankan cengkeramannya di geopolitik
atau wilayah kita," katanya.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Pahlavi mengatakan, pencabutan sanksi terhadap
Teheran akan menguatkan Republik Islam Iran dan memungkinkannya untuk
melanjutkan keadaan konstannya yang menciptakan ketidakstabilan di wilayah
tersebut.
"Saya pikir satu-satunya cara untuk
mendapatkan lebih banyak hasil bukanlah dengan merelaksasi tekanan tetapi
dengan memberikan lebih banyak tekanan," katanya.
"Menerapkan lebih banyak tekanan pada
Republik Islam [Iran] bermanfaat bagi rakyat Iran yang membayar harga setiap
kali rezim mendapat napas kedua," kata Pahlavi.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Pahlavi mengatakan, dia tidak mengharapkan
rakyat Iran untuk menerima keuntungan ekonomi yang akan diperoleh rezim jika
pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung di Wina mengakibatkan Teheran
mendapatkan keringanan sanksi.
"Kami telah melihat itu terjadi sekali
selama pemerintahan Obama, di mana sejumlah besar uang dikeluarkan untuk rezim
dan tidak ada yang dihabiskan untuk rakyat Iran," katanya.
Iran dan kekuatan dunia telah terlibat dalam
pembicaraan di Wina sejak April yang bertujuan menghidupkan kembali kesepakatan
nuklir.