WahanaNews.co, Jakarta - Selama bertahun-tahun, badan intelijen Barat telah menyerukan fokus pada ancaman China. Ancaman tersebut, sebagaimana diungkapkan Kepala GCHQ Inggris, merupakan "tantangan terbesar masa kini".
Ini diikuti penangkapan sejumlah orang di negara-negara Barat atas tuduhan spionase dan peretasan oleh negara Tirai Bambu tersebut.
Baca Juga:
Masyarakat Diminta Waspada, Penipuan Modus Fake BTS Jelang Mudik Sedang Marak
Bahkan, duta besar China di London baru-baru ini dipanggil terkait dugaan membantu intelijen Hong Kong.
Negara-negara Barat dan sekutunya bertekad melawan ancaman ini. Namun, pejabat senior khawatir negara-negara Barat belum menghadapi tantangan China dengan serius.
Mereka tertinggal dalam hal intelijen, membuatnya rentan terhadap mata-mata Beijing dan risiko kesalahan perhitungan yang dapat memicu bencana.
Baca Juga:
Teknologi Canggih China Bisa Lumpuhkan Jaringan Internet Dunia, Begini Dampaknya
Keprihatinan utama adalah tekad Presiden Xi Jinping agar Beijing membentuk tatanan dunia baru. Kepala MI6 menyatakan China bercita-cita menggantikan AS sebagai kekuatan utama.
Meski telah berkali-kali memperingatkan, badan intelijen Barat masih kesulitan memusatkan perhatian pada aktivitas China.
Prioritas dan fokus Barat sebelumnya tersita oleh perang melawan teror, Afghanistan, Irak, dan kebangkitan Rusia.