Pada Oktober 2023, dalam penampilan publik pertama, kepala keamanan "Lima Mata" (AS, Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru) muncul bersama memperingatkan perolehan rahasia dagang oleh China.
Pertemuan belum pernah terjadi ini sengaja meningkatkan volume peringatan karena kekhawatiran banyak pihak masih mengabaikan ancaman tersebut.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Lokasi pertemuan di Silicon Valley dipilih untuk menyoroti upaya China mencuri teknologi, baik melalui spionase dunia maya maupun perekrutan orang dalam.
Sumber daya intelijen China sangat besar - diperkirakan 600.000 orang bekerja di bidang ini, jumlah terbesar di dunia.
Badan keamanan Barat tidak dapat menyelidiki setiap kasus. MI5 menyebutkan lebih dari 20.000 orang di Inggris saja telah didekati mata-mata China melalui situs jejaring profesional seperti LinkedIn untuk membina hubungan yang berpotensi membocorkan informasi merusak perusahaan.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Orang mungkin tidak sadar sebenarnya berkorespondensi dengan petugas intelijen negara lain," kata kepala MI5 Ken McCallum. Ia menyebut ini kampanye "epik" yang dapat membawa implikasi keamanan nasional dan konsekuensi ekonomi serius.
Meski sebagian besar fokus pada pengawasan dalam negeri, China juga menggunakan mata-matanya untuk membatasi kritik atas tindakannya di luar negeri.
Baru-baru ini ada laporan mata-mata China menyasar politik Barat dengan penangkapan di Inggris, Belgia, Jerman, serta penyelidikan di Kanada. Juga ada laporan "kantor polisi luar negeri" China di Eropa dan Amerika.