WahanaNews.co, Yerusalem - Serangan dengan ribuan roket yang terjadi dalam beberapa menit ke berbagai kota di Israel dalam Operasi Badai al-Aqsa yang dilancarkan oleh Hamas sejak Sabtu (7/10/2023) telah menunjukkan kekurangan dalam sistem pertahanan rudal Iron Dome.
Banyak dari ribuan roket tersebut tidak berhasil diintersep dan mengenai berbagai bangunan serta instalasi militer di Israel.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Segera setelah serangan ribuan roket, ratusan milisi Hamas memasuki kota-kota di bagian selatan Israel melalui Jalur Gaza. Mereka melepaskan tembakan dan melakukan penculikan terhadap ratusan orang, yang oleh Pasukan Pertahanan Israel diakui sebagai warga sipil dan personel militer.
The Times of Israel, mengutip pejabat setempat, melaporkan pada Senin (9/10/2023) bahwa jumlah korban tewas di Israel akibat Operasi Badai al-Aqsa yang dilakukan oleh Hamas telah mencapai lebih dari 700 orang, sementara lebih dari 100 orang lainnya diculik.
Mengomentari kegagalan sistem rudal Iron Dome Israel, sejarawan militer Rusia dan Direktur Museum Pasukan Pertahanan Udara Yuri Knutov menekankan bahwa meskipun Iron Dome merupakan sistem pertahanan udara yang sangat canggih, sistem ini memiliki kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh musuh mana pun.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Baterai Iron Dome hanya mampu melindungi area yang relatif kecil, yaitu sekitar 150 kilometer persegi.
Kedua, Knutov mencatat, Iron Dome sangat efektif ketika menghadapi sejumlah kecil target masuk yang semuanya mendekat dari arah yang sama.
“Jika terjadi serangan yang lebih intensif, yang melibatkan setidaknya 100 roket, Iron Dome biasanya gagal melakukan tugasnya dan hingga 90 persen roket melewatinya dan menyerang sasaran yang dituju,” paparnya, seperti dikutip Sputnik.