Sejarawan tersebut juga mengamati bahwa militan Hamas dengan sengaja meluncurkan roket massal dari berbagai arah, tampaknya untuk melumpuhkan pertahanan Iron Dome Israel.
“Ketika (sistem Iron Dome) mencegat salvo pertama, ketika berhadapan dengan roket-roket tersebut, ia tidak mampu menangani salvo kedua yang ditembakkan hampir satu menit setelah salvo pertama. Jadi roket-roket dari salvo kedua, ketiga dan keempat mencapai target mereka tanpa ada perlawanan,” katanya, menambahkan bahwa taktik ini pada dasarnya memanfaatkan “inefisiensi” Iron Dome.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Selain itu, kata Knutov, satu rudal pencegat Iron Dome berharga setidaknya USD20,000 sementara roket yang dirancang oleh Hamas hanya berharga sekitar USD2.000-USD3.000 per unit.
Namun Knutov memuji kemampuan unit radar Iron Dome dan rudal pencegat yang digunakan sistem pertahanan udara ini, dan menggambarkan keduanya cukup “menarik.”
Dia juga mencatat bahwa Iron Dome dapat menentukan apakah rudal yang masuk menimbulkan ancaman terhadap daerah berpenduduk atau fasilitas militer dan menahan diri dari membuang-buang amunisi pada proyektil yang akan jatuh di daerah yang sepi.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Iron Dome adalah sistem pertahanan rudal buatan Israel yang dirancang untuk mencegat dan menghancurkan rudal balistik dan peluru artileri yang ditembakkan dari jarak 4 hingga 70 kilometer.
Dikembangkan pada akhir tahun 2000-an oleh kontraktor pertahanan Israel Rafael Advanced Defense Systems, Iron Dome pertama kali dikerahkan pada tahun 2011 dan sejak itu secara aktif digunakan oleh IDF untuk melawan serangan roket yang dilakukan oleh militan Palestina.
Baterai Iron Dome biasanya terdiri dari beberapa unit peluncur (muatan masing-masing terdiri dari 20 rudal pencegat), unit radar, dan unit kontrol.