Di bawah pemerintahan sebelumnya, bank sentral mengandalkan pengiriman uang tunai sebesar 249 juta dollar AS (3,5 triliun).
Dana itu dikirimkan kira-kira setiap tiga bulan, dalam kotak-kotak berisi uang kertas 100 dollar AS (Rp 1,4 juta), dan disimpan di brankas bank sentral Afghanistan dan istana presiden, menurut tiga orang yang mengetahui langsung masalah tersebut.
Baca Juga:
Taliban Persekusi Ratusan Perempuan Afghanistan
Tapi uang itu telah mengering karena kekuatan asing menghindar dari berurusan langsung dengan Taliban.
Pada Rabu (29/9/2021), Bank Sentral Afghanistan, yang memainkan peran kunci di Afghanistan karena mendistribusikan bantuan dari negara-negara seperti AS, mengaku telah menyelesaikan rencana untuk memenuhi kebutuhan mata uang asing negara itu.
Namun, tidak ada rincian lebih lanjut.
Baca Juga:
Taliban Larang Anak Perempuan Berusia 10 Tahun untuk Sekolah
Krisis mata uang mempersulit Taliban memenuhi kebutuhan dasar, termasuk membayar listrik atau membagikan gaji kepada pegawai pemerintah.
Banyak di antaranya belum dibayar dalam beberapa bulan.
Cadangan Afghanistan di luar negeri sekitar 9 miliar dollar AS (Rp 128 triliun) dibekukan, segera setelah Taliban merebut Kabul.