WahanaNews.co | Amerika
Serikat selama ini mengadopsi slogan Jepang "Indo-Pasifik yang bebas dan
terbuka," dengan menyerukan pemberlakuan hukum internasional atas perselisihan
di Laut China Selatan, di mana China dituduh bertindak agresif.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Awal bulan ini, dalam pertemuan para menteri luar negeri KTT
Asia Timur, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan "Mekong yang
bebas dan terbuka." Slogan terbaru itumenunjukkan pentingnya Sungai Mekong
bagi perdamaian dan stabilitas di daratan Asia Tenggara, serta adanya dugaan
ambisi China untuk mendapatkan keuntungan geopolitik dari sengketa di kawasan
sungai.
Sungai Mekong mengalir dari dataran tinggi Tibet, ke China,
melalui Myanmar, Laos, Thailand, dan Kamboja sebelum memasuki wilayah delta
Vietnam. Ratusan bendungan pembangkit listrik tenaga air telah dibangun di atas
dan di hilir sungai itu sejak tahun 2010, dan sebagian besar berada di China
dan Laos.
Laos, anggota termiskin dari blok asosiasi negara-negara
Asia Tenggara (ASEAN) dan negara yang terkurung daratan tanpa banyak sektor
manufaktur, telah mencatat pertumbuhan PDB rata-rata 7% selama beberapa dekade
terakhir, sebagian besar berkat ekspor energi listrik tenaga air.
Baca Juga:
Inovasi Crowdsourcing Maritim di Tengah Konflik Natuna
Bencana lingkungan
dibayangi oleh agenda politik
Namun, pembangunan bendungan telah mengakibatkan kerusakan
lingkungan dan dugaan penggusuran paksa dan pembukaan lahan di seluruh
wilayahnya. Ketika bendungan runtuh di selatan Laos pada tahun 2018, setidaknya
40 orang tewas dan ratusan rumah di wilayah tersebut kebanjiran.