WahanaNews.co | Korea Utara kembali menguji rudal balistik yang melewati udara Jepang sehingga kembali memicu ketegangan dengan Korea Selatan.
Tak mau kalah, Korsel telah menggelar latihan gabungan dengan Amerika Serikat dan menembakkan rudal mereka.
Baca Juga:
Militer Korea Selatan Siarkan K-Pop dan Berita untuk Serangan Psikologis
Salah satunya rudal Hyunmoo. Rudal ini sudah lama dikembangkan oleh Korsel sebagai satu-satunya rudal balistik buatan negara itu.
Mulai diuji coba sejak tahun 1986, rudal ini dulu berbasis Nike Hercules buatan Amerika Serikat.
Korsel terus memperkuat kemampuan Hyunmoo. Pada generasi ketiga, Hyunmoo yang artinya adalah Penjaga Langit Utara, bisa menjangkau jarak maksumum 1.000 kilometer, sehingga bisa mengincar wilayah Korea Utara manapun.
Baca Juga:
Waspadai Pencurian Tinja, Pemimpin Korut Bawa Toilet Kemanapun Pergi
Belum puas, militer Korsel saat ini mengembangkan Hyunmoo versi terbaru. Pada generasi sebelumnya, Hyunmoo dikatakan bisa merusak fasilitas Korut di daratan.
Nah Hyunmoo 5 dengan hulu ledak lebih berat, diklaim dapat menghancurkan fasilitas bawah tanah dan bunker di Korut.
Shin Jong Woo selaku periset senior di Korea Defense and Security Forum, memaparkan bahwa rudal Hyunmoo 5 memakai sistem peluncuran 'dingin', di mana mesin roket baru dinyalakan setelah terlontar dari peluncur.
Sistem ini biasanya dipakai di rudal balistik kapal selam.
"Hyunmoo sebelumnya memakai metode peluncuran 'panas' di mana mesin dinyalakan di peluncur. Namun rudal yang baru ini berbeda sehingga dapat membawa hulu ledak yang lebih berat," cetusnya.
Seperti dikutip dari Korea Times, Rabu (5/10/2022) hulu ledak yang bisa dibawa Hyunmoo 5 beratnya bisa tembus 9 ton sehingga sangat besar.
Sedangkan daya jangkaunya diklaim mampu mencapai 3.000 kilometer.
"Meski kami tidak bisa memastikan ukuran dan berat pastinya, rudal ini kemungkinan akan membawa hulu ledak terbesar yang pernah dibuat Korsel. Rudal balistik tenaga besar dengan hulu ledak lebih berat bisa merusak fasilitas bawah tanah dengan penetrasi permukaan," klaimnya.
Korut diperkirakan membangun sampai 6.000 fasilitas bawah tanah sejak Perang Korea tahun 1950-an. "Rudal itu kemungkinan dikembangkan Korsel untuk mengincar fasilitas militer Korut jauh di bawah tanah," cetus Shin. [rin]