Isu terkait kotoran manusia telah menjadi fokus perhatian pihak berwenang Nepal selama beberapa tahun terakhir karena peningkatan jumlah izin yang diberikan setiap tahun.
Hal ini, menurut para ahli, mengakibatkan peningkatan kepadatan populasi di kawasan pegunungan.
Baca Juga:
Duta Besar RI Untuk Bangladesh Tinjau Latihan MPE 24 Shanty Prayas IV
Pihak berwenang menegaskan bahwa aturan baru ini akan diterapkan menjelang musim pendakian tahun ini di Nepal, yang biasanya dimulai pada bulan Maret dan berlangsung hingga Mei.
"Kami mendapat keluhan bahwa tinja manusia terlihat di bebatuan dan beberapa pendaki jatuh sakit. Ini tidak dapat diterima dan mengikis citra kami," ujar Mingma Sherpa, ketua kota pedesaan Pasang Lhamu kepada BBC News.
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
"Gunung kami mulai bau busuk," imbuh dia.
Menurut Komite Pengendalian Pencemaran Sagarmatha, diperkirakan ada sekitar tiga ton kotoran manusia yang tersebar di antara kamp satu, yang terletak di kaki Everest, dan kamp empat, yang lebih dekat ke puncak.
"Setengahnya diyakini berada di South Col, yang juga dikenal sebagai kamp empat. Sampah masih menjadi masalah besar, terutama di kamp-kamp yang terletak di dataran tinggi yang tidak dapat dijangkau," terang Chhiring Sherpa, kepala eksekutif organisasi tersebut.