WahanaNews.co, Jakarta - Israel membalas serangan roket Hizbullah dengan membombardir Lebanon selatan pada Jumat (14/6) waktu setempat. Sebelumnya, puluhan rudal diluncurkan ke arah Israel utara selama beberapa hari.
Sirene peringatan berbunyi di daerah perbatasan Israel utara pada pagi hari, ketika 35 rudal ditembakkan dari Lebanon selatan ke daerah sekitar kota perbatasan Kiryat Shmona.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Serangan tersebut menyebabkan banyak bangunan dan mobil rusak. Selain itu, kebakaran hutan pun terjadi di beberapa lokasi akibat puing-puing yang berjatuhan di tengah gelombang panas.
Sebagai tanggapan, militer Israel mengatakan artileri mereka menyerang lokasi peluncuran yang dioperasikan oleh milisi Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan. Jet Israel juga menghantam infrastruktur Hizbullah di wilayah Odaisseh dan Kfarkela.
Militer Israel dan pasukan Hizbullah sudah saling serang di perbatasan Lebanon selatan sejak dimulainya invasi Israel ke Gaza pada Oktober 2023.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 300 pejuang Hizbullah di Lebanon. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan tahun 2006, ketika kedua pihak terakhir kali berperang besar, menurut penghitungan Reuters, dikutip Sabtu (15/6/2024) melansir CNBC Indonesia.
Sementara itu, serangan dari Hizbullah telah menewaskan 18 tentara Israel dan 10 warga sipil, menurut keterangan Israel.
Genosida yang dilakukan Israel ke Gaza telah memicu konflik yang meluas di Timur Tengah. Ada kekhawatiran peningkatan serangan yang terus-menerus dapat membuat situasi menjadi tidak terkendali.
Kondisi makin panas setelah serangan Israel menewaskan seorang komandan senior milisi Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan pada hari Selasa (11/6) lalu. Alhasil, Hizbullah membombardir Israel utara dan melancarkan serangan bertubi-tubi.
Puluhan ribu warga telah dievakuasi dari rumah mereka di kedua sisi perbatasan, sehingga menciptakan tekanan yang makin besar untuk menyelesaikan pertikaian tersebut. Namun, upaya diplomatik sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Pada Jumat (14/6), militer Israel mengatakan jet tempur dan sistem anti-pesawat miliknya telah mencegat 11 dari 16 drone yang diluncurkan oleh Hizbullah terhadap Israel dalam 72 jam terakhir.
"Angkatan Udara Israel terus beroperasi setiap saat untuk menggagalkan kegiatan teroris dan melindungi langit Israel dari ancaman apa pun," kata perwakilan Israel dalam sebuah pernyataan.
[Redaktur: Alpredo Gultom]