Netanyahu telah membantah semua tuduhan tersebut. Ia bersikeras tuduhan-tuduhan itu merupakan "perburuan penyihir" yang direkayasa oleh media, polisi, dan badan peradilan.
Ia pun memohon kepada Herzog untuk menyudahi persidangannya yang dinilai cuma semakin memecah belah masyarakat. Namun, masalahnya, dalam surat permohonan setebal 111 halaman tersebut, Netanyahu tidak mengakui sama sekali kesalahannya maupun menyatakan penyesalan.
Baca Juga:
Netanyahu Berpidato di PBB, Diplomat Berbondong-bondong Tinggalkan Ruangan Sebagai Aksi Protes
Menurut mantan pengacara pembela Netanyahu, Micah Fettman, permohonan ampun hanya bisa dikabulkan apabila pihak yang berkasus mengaku bersalah.
"Pengampunan diberikan kepada pelanggar. Itulah yang ditetapkan hukum," kata Fettman, seperti dikutip The Times of Israel.
Kantor Herzog sementara itu menyatakan masih meninjau permohonan ampunan Netanyahu.
Baca Juga:
Netanyahu Soal Ponsel: Anda Punya HP? Anda Punya Bagian dari Israel!
"Ini adalah permintaan luar biasa yang membawa implikasi signifikan. Setelah menerima semua pendapat yang relevan, Presiden akan mempertimbangkan permintaan tersebut secara bertanggung jawab dan tulus," demikian pernyataan kantor kepresidenan.
Permohonan ampunan Netanyahu muncul beberapa minggu setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka meminta Herzog mengampuni sekutunya itu. Trump mengatakan Netanyahu merupakan perdana menteri tangguh dan tegas yang telah memimpin Negeri Zionis di masa perang.
Ia juga berujar Netanyahu saat ini sedang membawa Israel ke masa-masa damai, termasuk dengan memperluas perjanjian Abraham Accords ke negara lainnya. Abraham Accords adalah perjanjian normalisasi hubungan antara Israel dan negara Arab-Muslim yang telah ditandatangani oleh Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.