WahanaNews.co|
Dalam program modernisasi militer, Yunani menganggarkan $2,3 Miliar, atau sekitar 37,8 Triliun
Rupiah, untuk belanja 18 unit jet tempur Rafale Prancis.
Yunani telah menerima pengiriman perdana dari 18 jet tempur
Rafale Prancis pada Rabu, (21/7/2021), pembelian jet tempur Rafale tersebut
merupakan bagian dari rencana pengadaan militer besar ketika Yunani berupaya
meningkatkan angkatan bersenjatanya.
Baca Juga:
China Ancam Serbu Taiwan, Dampaknya Bisa Lebih Dahsyat dari Perang di Ukraina
Menteri Pertahanan Yunani, Nikolaos Panagiotopoulus, turut
menghadiri upacara pengiriman perdana Rafale Prancis yang bertempat di Istres,
Prancis Selatan.
Nikolaos menggambarkan moment tersebut sebagai "hari tonggak
sejarah bagi Angkatan Udara Yunani".
Pada Januari lalu, Yunani telah menandatangani kesepakatan
2,3 Miliar Euro, atau $2,7 Miliar untuk pembelian jet tempur Rafale, dimana
dalam program pembelian 18 unit jet tempur Rafale tersebut, 12 unit merupakan
jet tempur bekas dan 6 unit jet tempur baru yang dibuat oleh Dassault Aviation.
Baca Juga:
Nuklir Hipersonik Baru Korea Utara 5 Kali Kecepatan Suara, Bisa Hantam Pangkalan AS Dalam Hitungan Menit
18 unit jet tempur Rafale Prancis akan dikirim secara
berkala selama dua tahun kedepan, yang akan dimulai pada bulan ini.
Program pembelian tersebut merupakan bagian dari program
medernisasi untuk Militer Yunani, dan terjadi selama masa hubungan yang
sebagian besar "berbatu" dengan negara tetangga Turki.
Kedua sekutu NATO itu berselisih atas serangkaian
permasalahan, termasuk mengenai perbatasan di Laut Aegea dan Mediterania Timur,
sejak pertengahan 1970, Yunani dan Turki telah tiga kali di ambang perang.
"Pembelian ini akan berkontribusi pada penguatan lebih
lanjut dari kemampuan tempur dan kekuatan pencegah Angkatan Udara dan angkatan
bersenjata, yang misi utamanya adalah mempertahankan integritas teritorial dan
hak kedaulatan tanah air kita," kata Panagiotopoulos, seperti dikutip Wahana
News dari 104 WOKV.
Menteri juga menekankan hubungan pertahanan yang erat antara
Yunani dan Prancis, dengan mengatakan pembelian itu "menunjukkan tekad kami
untuk lebih memperkuat tidak hanya hubungan bilateral kami, tetapi juga kerja
sama kami untuk stabilitas dan kemakmuran di wilayah Mediterania timur yang
lebih luas."
Eric Trappier, ketua dan CEO Dassault Aviation,
menggambarkan Rafale sebagai "pengubah permainan strategis untuk Angkatan Udara
Hellenic. Ini akan memainkan peran aktif oleh kepemimpinan keamanan Yunani
sebagai kekuatan regional utama."
Akun Twitter resmi Dassault Aviation dalam sebuah
postingan menyebutkan, "Rafale International ambil bagian dalam DEFEA (Defence
Axhibition Athens), di Metropolitan Expo, Athena, Yunani. [jef]