"ASI adalah nutrisi terbaik karena mengandung protein dengan jumlah sangat sedikit sehingga dapat menginduksi toleransi, terjadi remisi, sehingga anak tidak alergi lagi terhadap protein susu sapi. Pilihan pertama mencegah alergi sapi adalah ASI," tambahnya.
Di masa menyusui ini, ibu tak dianjurkan mengonsumsi makanan dan minuman mengandung protein sapi dan turunannya serta produk olahannya.
Baca Juga:
Resmi Dilantik, IDI Cabang Sikka Periode 2024-2027 Dipimpin Dokter Tedi, Berikut Susunan Kepengurusannya.!!
Hal ini tentu cukup menjadi tantangan berat bagi para ibu sehingga anak pun berisiko kekurangan gizi di masa emasnya.
Untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang, Prof Budi memberikan alternatif susu formula yang mengandung hidrolisan ekstensif. Kedua, menggunakan susu formula asam amino, serta sebagai alternatif bisa formula soya.
"Orangtua tidak perlu kuatir dalam memberikan formula soya kepada anaknya yang tidak cocok susu sapi. Kualitas protein pada formula soya setara dengan protein pada formula berbahan dasar susu sapi,” katanya.
Baca Juga:
Pjs. Bupati Labuhanbatu Utara Hadiri Peringatan HUT IDI ke-74
Pertumbuhan yang setara dengan bayi yang mengonsumsi formula berbasis susu sapi.
Sayangnya, beberapa mitos terkait susu soya ini kerap beredar di masyarakat. Yang paling ekstrem, banyak yang menganggap susu soya memicu anak laki-laki menjadi lebih feminin.
Apa kata Prof Budi?