Memori jangka pendek atau memori kerja mencakup hal-hal yang terjadi dalam 30 detik terakhir, seperti lupa apa yang hendak ditambahkan ke daftar belanja setelah mengambil pena.
Sementara itu, memori jangka panjang terdiri dari kejadian dalam rentang waktu lebih dari 30 detik baik itu momen baru maupun kenangan masa kecil, sehingga lupa setelah rentang waktu tersebut termasuk kehilangan memori jangka panjang.
Baca Juga:
Jangan Anggap Remeh! Kekurangan Nutrisi Ini Bisa Picu Gejala Pikun
Obat yang memengaruhi memori jangka pendek dapat mengganggu fokus dan pemrosesan informasi karena memutus jalur pembawa pesan di otak sehingga memori jangka pendek biasanya pulih setelah konsumsi obat dihentikan.
Sedangkan obat yang memengaruhi memori jangka panjang mengganggu neurotransmiter yang berperan dalam fungsi berpikir, bergerak, bernapas, dan bekerja secara umum sehingga memicu berbagai gangguan kognitif.
Joshua Niznik, asisten profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas North Carolina Chapel Hill, menyebut risiko paling besar muncul ketika beberapa obat digunakan bersamaan, dikonsumsi dalam dosis tinggi, atau dipakai dalam jangka panjang.
Baca Juga:
Otakmu Bisa Lebih Tua dari Usia! Kenali Tanda-tandanya Sebelum Terlambat
Beberapa obat dapat mempengaruhi kedua jenis memori, sementara yang lain hanya berdampak pada salah satunya.
1. Obat anti kecemasan (benzodiazepin)
Alasan diresepkan: Benzodiazepin digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, agitasi, kejang, delirium, dan kejang otot serta terkadang diresepkan untuk insomnia dan kecemasan yang menyertai depresi.
Contoh: alprazolam (Xanax), klordiazepoksida, klonazepam (Klonopin), diazepam (Valium), flurazepam, lorazepam (Ativan), midazolam, quazepam (Doral), temazepam (Restoril), triazolam (Halcion).
Bagaimana mempengaruhi memori: Benzodiazepin meredam aktivitas bagian otak yang mentransfer memori jangka pendek ke jangka panjang sehingga sering dipakai dalam anestesi dan dianjurkan hanya digunakan sesekali pada lansia dalam periode singkat.