Awal Mula Gejala
Desika Sitorus mengenang awal mula suaminya didiagnosis menderita kanker rektum. Ia mengungkapkan bahwa hanya dua minggu setelah menikah, Ary mulai mengalami kesulitan saat buang air besar (BAB).
Baca Juga:
Resistensi Antimikroba, Ancaman Mematikan yang Mengalahkan HIV dan Malaria
"Awalnya, suami hanya bisa BAB sedikit demi sedikit, disertai darah dan cairan kuning yang menempel di fesesnya. Lama-kelamaan, ia kehilangan kendali hingga harus menggunakan pampers setiap hari, bahkan saat bekerja," ujarnya, dikutip Minggu (2/3/2025).
Tak hanya mengalami gangguan pencernaan, berat badan Ary juga anjlok drastis dari 72 kg menjadi 40 kg, meskipun pola makannya tidak berubah.
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, Desika dan Ary akhirnya memutuskan untuk mencari pengobatan di Rumah Sakit Merauke, Papua.
Baca Juga:
BPOM Peringatkan Bahaya AMR: Dari Evolusi Mikroba ke Ancaman Global
"Setelah menjalani biopsi dan menunggu hasil selama sebulan, dokter mengonfirmasi bahwa itu adalah tumor ganas di rektum. Karena fasilitas pengobatan di Merauke terbatas, dokter spesialis digestif menyarankan kami untuk mencari pengobatan di rumah sakit yang memiliki RSUP di kota besar," kata Desika.
Mereka akhirnya dirujuk ke Medan, kampung halaman Ary. Pada tahun 2021, pasangan ini pulang ke Tiga Dolok karena kondisi Ary semakin memburuk. Mereka sempat mencoba pengobatan tradisional di kampung, tetapi tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Dengan kondisi yang terus memburuk, Ary dilarikan ke IGD Rumah Sakit Harapan, Siantar, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Sejati.