Kisah pilu ini bermula pada pagi hari, saat Zahra bangun dan membantu ibunya mengangkat jemuran serta merapikan rumah.
Setelah orangtuanya berangkat kerja, Zahra menyuapi adiknya, lalu pergi mandi ke pemandian umum sendirian.
Baca Juga:
Keterangan Berbeda, Polda NTT Sebut Korban Pencabulan Kapolres Ngada Hanya 1 Orang
Sejak itulah ia tidak kembali. Kakaknya sempat mencari ke mana-mana hingga akhirnya pada malam hari warga menemukan jasadnya di rumah bedeng yang ditinggalkan oleh Haryanto.
Setelah kejadian itu, Haryanto langsung menghilang tanpa jejak. Aparat kepolisian bersama warga melakukan pencarian intensif selama hampir satu bulan.
Pada Rabu siang (23/7/2025), upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Pelaku ditangkap di wilayah Mesuji oleh anggota yang menyamar sebagai buruh harian.
Baca Juga:
Kapolda Sumut Bantu Pengobatan Bocah Korban Penganiayaan di Nias Selatan: Tindakan Cepat dan Peduli
“Benar, pelaku sudah ditangkap. Penangkapan dilakukan oleh anggota yang menyamar sebagai buruh tebu. Setelah dikepung, pelaku mengakui perbuatannya,” ujar Kasatreskrim Polres Tulang Bawang, AKP Noviarif Kurniawan.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa selama pelariannya, Haryanto hidup berpindah-pindah, bersembunyi di hutan, dan tidak menggunakan alat komunikasi.
Ia bahkan sempat bekerja sebagai buruh harian di kebun tebu milik PT Silpa di Kabupaten Mesuji, menyamar sebagai orang tanpa keluarga.