Keberadaannya akhirnya terungkap setelah seorang warga mengenali wajahnya dan mengirimkan informasi melalui kanal “Halo Pak Kapolres”.
Zahra, anak kedua dari tiga bersaudara, dikenal sebagai sosok anak yang mandiri dan penuh kasih.
Baca Juga:
Keterangan Berbeda, Polda NTT Sebut Korban Pencabulan Kapolres Ngada Hanya 1 Orang
Orangtuanya yang hanya bekerja sebagai buruh tebu menggambarkan dirinya sebagai anak sholehah yang tidak pernah merepotkan.
Ia rajin membantu membereskan rumah, menyiapkan bekal kerja orangtuanya, dan bahkan mengurus adiknya ketika mereka sedang bekerja.
Kematian tragis Zahra memunculkan tuntutan luas kepada aparat penegak hukum agar pelaku dijatuhi hukuman paling berat. “Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya,” kata sang ibu sambil menahan tangis.
Baca Juga:
Kapolda Sumut Bantu Pengobatan Bocah Korban Penganiayaan di Nias Selatan: Tindakan Cepat dan Peduli
Kini, setelah penangkapan Haryanto, harapan akan keadilan mulai terlihat.
Namun luka yang ditinggalkan kasus ini, baik secara fisik maupun batin, akan sulit disembuhkan — terutama bagi keluarga kecil yang kehilangan cahaya kehidupan mereka secara begitu brutal.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.