WahanaNews.co | Pandemi Covid-19 telah berangsur-angsur membaik di Indonesia dan beberapa negara di dunia. Bahkan, pemerintah dan beberapa ahli memperkirakan status pandemi di Indonesia dapat segera berubah menjadi endemi jika kasus terus melandai hingga Februari 2023 dengan beberapa syarat dan indikator.
Namun di tengah pulihnya status pandemi, perekonomian dunia justru berada di tengah tekanan hingga ancaman resesi pada 2023. IMF dalam World Economic Outlook Oktober 2022 memperkirakan pertumbuhan ekonomi global melambat sebesar 3,2 persen dan turun 2,7 persen pada 2023. Sedangkan untuk Indonesia, IMF memprediksi ekonomi akan tetap tumbuh hingga 5,3 persen pada akhir 2022 dan turun menjadi 5 persen pada 2023.
Baca Juga:
Kemenkeu Bekukan Anggaran Rp50,14 Triliun Melalui Kebijakan Automatic Adjustment
Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, dalam press release Kemenkominfo, mengatakan untuk menghadapi tantangan global tersebut, startup digital perlu melakukan tiga aksi demi meningkatkan resiliensi.
“Yang pertama adalah keberpihakan pada produk dalam negeri, kemudian melakukan efisiensi tanpa melakukan pemutusan hubungan kerja, dan yang ketiga adalah mengedepankan model usaha yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi pasar,” ungkapnya seperti dilansir dari indotelko, (7/12/22)
Mengutamakan Produk Dalam Negeri
Baca Juga:
Berkali-kali Tertunda, Netanyahu Akan Diadili atas Tuduhan Korupsi
Dengan terjadinya tekanan ekonomi global, setiap negara di dunia akan mengutamakan produk dalam negeri mereka masing-masing. Hal tersebut juga harus dilakukan oleh Indonesia melalui sektor UMKM yang menjadi kekuatan ekonomi bangsa.
UMKM sudah memegang peran penting sebagai pahlawan ekonomi sejak era krisis 1998, dan disebut akan menjadi obat mujarab bagi Indonesia dalam menghadapi resesi 2023. Dengan digitalisasi yang gencar dilakukan, UMKM juga dapat semakin meluaskan pasar.
Namun, sektor UMKM yang sudah semakin mewarnai dunia digital Indonesia masih perlu terus didampingi. Pasalnya, pelaku UMKM yang sudah masuk pasar digital juga belum sepenuhnya memanfaatkan akses pasar secara maksimal.